Sabtu, 05 Mei 2012

ENDOMETRIOSIS

Endometriosis adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang gejala utamanya adalah nyeri. Endometriosis terjadi jika jaringan yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim (jaringan ini disebut endometrium) ternyata ditemukan juga di luar rahim – biasanya ditemukan di rongga perut, di indung telur, di saluran telur, dan pengikat-pengikat rahim, di daerah antara vagina dan rectum, di permukaan luar rahim, dan bahkan dapat melapisi seluruh rongga pelvis. Tempat-tempat lain yang bisa ditumbuhi jaringan endometrium ini termasuk kandung kemih, usus besar, vagina, leher rahim, bahkan di luka bekas operasi usus buntu misalnya. Agak jarang ditemukan di paru-paru dan di tempat-tempat lainnya.

Jaringan endometrium setiap awal siklus menstruasi, di bawah pengaruh hormone akan berkembang, untuk mempersiapkan diri jika ada hasil pembuahan yang akan ditanam di dalam rahim. Pada akhir siklus menstruasi jika tidak ada pembuahan, maka jaringan endometrium yang sudah berkembang ini akan luruh sebagai darah menstruasi yang keluar melalui vagina.
Jaringan yang salah tempat ini ternyata juga berkembang dan menjadi pendarahan sesuai dengan siklus menstruasi, persis sama seperti yang terdapat di lapisan dalam dinding rahim. Tetapi celakanya jaringan yang salah tempat ini pada saat meluruh tidak mempunyai jalan keluar. Ini mengakibatkan pendarahan di dalam rongga perut, menyebabkan pembuluh darah di tempat-tempat yang ditempelinya mengalami luka, juga menyebabkan jaringan di tempat-tempat yang ditempelinya mengalami luka serta peradangan – yang mana hal ini dapat menyebabkan nyeri, kemandulan, pembentukan jaringan parut bekas luka, perlengketan organ-organ di dalam rongga perut, dan mengakibatkan masalah-masalah pada usus.

Apa saja gejala-gejala endometriosis?
Wanita yang menderita endometriosis bisa mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini:

Nyeri sebelum dan sesudah menstruasi.
Nyeri pada saat berhubungan intim.
Kemandulan.
Lelah.
Nyeri pada saat berkemih (buang air kecil) selama periode menstruasi.
Mulas atau nyeri perut selama periode menstruasi.
Gejala-gejala saluran pencernaan lainnya seperti diare, sembelit (susah buang air besar), mual, tidak nafsu makan.

Disamping itu banyak wanita dengan endometriosis juga menderita:
Alergi
Sensitif terhadap bahan-bahan kimia.
Seringkali mengalami infeksi jamur (berupa keputihan misalnya)

Diagnosis pasti hanya melalui laparoskopi, suatu tindakan operasi kecil dengan pembiusan. Hasil laparoskopi biasanya memperlihatkan lokasi di mana terdapat jaringan endometriosis itu, ukurannya seberapa besar, dan perluasan pertumbuhan jaringan endometriosis itu sampai ke mana saja. Ini akan membantu bagi dokter dan pasien untuk memilih pengobatan apa yang paling tepat bagi pasien tersebut.


Apa yang menyebabkan endometriosis?
Penyebab dari endometriosis tidak diketahui. Beberapa teori tentang penyebab endometriosis antara lain:
  1. Teori aliran balik melalui saluran telur. Teori ini menduga bahwa selama periode menstruasi ada bebrapa jaringan menstruasi yang berjalan balik melalui saluran telur kemudian tertanam di dalam rongga perut dan tumbuh menjadi endometriosis. Tetapi beberapa pakar percaya bahwa semua wanita mengalami hal ini, tetapi mengapa ada yang berkembang menjadi endometriosis dan ada yang tidak, ini mungkin disebabkan oleh masalah sistem kekebalan tubuh atau masalah-masalah hormonal.
  2. Jaringan endometrium menuju ke tempat-tempat lain di tubuh melalui sistem pembuluh limfe atau sistem pembuluh darah. Teori gentik menduga bahwa hal ini disebabkan oleh adanya gen yang berperan dalam keluarga.
  3. Terpapar dengan dioksin suatu zat kimia beracun yang terdapat pada pestisida, kertas yang diputihkan dengan pemutih, dan pada asap hasil pembakaran plastik.
Pilihan Penatalaksanaan
Sejauh ini belum ada yang dapat menyembuhkan endometriosis, meskipun demikian terdapat beberapa pilihan penatalaksanaan. Tujuan yang ingin dicapai adalah: menghilangkan/mengurangi gejala nyeri, menyusutkan atau memperlambat pertumbuhan endometriosis, menjaga atau memulihkan kesuburan, dan mencegah atau memperlambat kambuhnya penyakit ini.
Obat-obat penghilang nyeri: Obat-obatan penghilang nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol dan aspirin, bisa juga ibuprofen dan lain-lain. Atau obat-obatan penghilang nyeri yang perlu memakai resep dokter.
Terapi hormon: Terapi hormonal bertujuan untuk menghentikan ovulasi (proses pematangan sel telur) selama mungkin. Terapi hormonal ini bisa berupa: pil KB, hormon progesteron, derivate hormone testosterone, dan golongan lainnya. Efek samping terapi hormonal ini bisa menjadi masalah bagi beberapa pasien.
Pembedahan:
1. Pembedahan konservatif bertujuan mencari dan mengangkat atau menghancurkan endometriosis, mengurangi/menghilangkan nyeri, dan pada beberapa kasus memungkinkan terjadinya kehamilan. Pembedahan konservatif dapat berupa laparoskopi (suatu pembedahan ringan, dimana ahli bedah akan melihat rongga dalam perut melalui suatu selang kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada dinding perut). Bisa juga pembedahan secara laparotomi (suatu prosedur pembedahan yang lebih ekstensif, perut disayat cukup panjang, periode penyembuhan yang lebih lama dibandingkan laparoskopi). Biasanya pada pasien yang menjalani pembedahan konservatif ini juga disertai dengan terapi hormonal.
2. Pembedahan radikal, yang mungkin diperlukan pada kasus yang parah, termasuk histerektomi (pengangkatan rahim), pengangkatan semua jaringan endometriosis dan juga pengangkatan indung telur. Ini biasanya merupakan pilihan terakhir. Dan tidak menjamin bahwa pasien akan sembuh dan tidak kambuh lagi.
Terapi alternatif: Pilihan terapi komplemen mungkin berupa obat-obatan tradisional Cina, pendekatan nutrisi, homeopati, dan lain-lain.
Jadi diskusikan dengan dokter anda, apa yang terbaik bagi anda. Yang perlu diingat adalah bahwa endometriosis ini bukan tumor ganas, ia adalah tumor jinak.

Sumber Informasi:
http://suryo-wibowo.blogspot.com/2006/05/endometriosis.html
http://cara-mengobati.net/tag/apa-itu-endometriosis/
http://silmi.multiply.com/journal/item/44/_Apa_itu_endometriosis....?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

3 komentar: