Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan petunjuk_Nya Makalah ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini merupakan salah satu syarat guna melengkapi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan dalam bentuk Tugas Mandiri bagi setiap mahasiswa/I pada Universitas Islam Riau program studi Ilmu Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan semester 2. Dapat disadari tanpa adanya kesempatan dan bimbingan dari bapak Ibnu Hajar, S. Pd., M.P selaku dosen pada mata kuliah Profesi Pendidikan kepada penulis, makalah ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan petunjuk_Nya Makalah ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini merupakan salah satu syarat guna melengkapi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan dalam bentuk Tugas Mandiri bagi setiap mahasiswa/I pada Universitas Islam Riau program studi Ilmu Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan semester 2. Dapat disadari tanpa adanya kesempatan dan bimbingan dari bapak Ibnu Hajar, S. Pd., M.P selaku dosen pada mata kuliah Profesi Pendidikan kepada penulis, makalah ini tidak akan selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Meskipun
makalah ini telah selesai, penulis sadar bahwa makalah ini perlu untuk dikaji
kembali guna adanya suatu perbaikan dalam mencapai suatu kesempurnaan. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Pekanbaru,
01 Maret 2011
Ttd
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..…………………………………………………………… 1
Daftar
Isi …………………………………………………………………………….. 2 - 3
Bab
1. Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang Masalah …………………………………………………………………… 4
1.2 Tinjauan Makalah
…………………………………………………………………………… 4 - 5
1.3 Manfaat Makalah
…………………………………………………………………………….. 5
Bab
2. Isi
2.1
Tinjauan Teori ………………………………………………………………………………… 6 - 7
2.2
Studi Kasus …………………………………………………………………………………….. 7 - 9
2.3
Pembahasan …………………………………………………………………………………. 9
2.3a Pemahaman Dunia Kanak-kanak
………………………………………… 9 - 13
2.3b Pemahaman Dunia Remaja
………………………………………………… 13 - 15
2.3c Pengertian Psikologi
………………………………………………………… 15 - 17
2.3d Psikologi Perkembangan Anak
………………………………………… 17 - 18
2.3d.1 Pengertian
Psikologi Perkembangan Anak …………… 17
2.3d.2 Taha-tahap
Perkembangan Psikologi Anak ………….. 17 - 18
2.3e Ilmu Jiwa Sosial
………………………………………………………………… 18 - 19
2.3f Anak Sebagai Makhluk Sosial
……………………………………………… 19 - 21
2.3g Hubungan Perkembangan Psikologi
Anak Dengan Sosial ……. 21
Bab
3. Simpulan
3.1
Simpulan ……………………………………………………………………………………... 22
3.2
Saran ………………………………………………………………………………………….
22 - 23
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………………….. 24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR
BELAKANG MASALAH
Apabila melihat judul
tulisan ini,mungkin akan timbul pertanyaan mengapa perkembangan manusia dilihat
dari sudut psikologi. Melihat arti katanya, psikologi berasal dari kata psyche
yang artinya jiwa dan logos ilmu pengetahuan. Mengingat jiwa seseorang dapat
diketahui,diselidiki melalui prilakunya,maka psiokologi dikatakan Ilmu yang
mempelajari prilaku manusia. Karena prilaku seseorang adalah hasil interaksi
antara dirinya dengan lingkungan maka prilaku harus dipelajari dalam hubungan
dengan lingkungannya. Salah satu cakupan dalam materei tentang psikologis
khusus yaitu pembahasan mengenai psikologis perkembangan anak.
Perkembangan anak tidak
berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat
bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
ü Factor hereditas atau keturunan.
ü Faktor lingkungan yang menguntungkan atau
yang merugikan.
ü kematangan fungsi-fungsi organis dan
fungsi-fungsi psikis
ü Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang
berkemauan, kemampuan seleksi, bias menolak atau menyetujui, punya emosi, serta
usaha membangun diri sendiri.
1.2TUJUAN
MAKALAH
1.2a Untuk mengetahui tingkah laku individu itu
sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya.
1.2b Untuk
mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya
1.2c Untuk
mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu.
1.2e Khusus bagi
guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan
kebutuhan anak.
1.3MANFAAT
MAKALAH
1.3a Bagi Pemerintah
ü Bisa dijadikan sebagai
sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia untuk dapat menciptakan para tenaga pendidik
yang kompeten dan memiliki kemampuan dalam memahami karakteristik peserta didik
serta mengantaskan permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia
lainnya .
1.3b Bagi Guru
ü Bisa dijadikan sebagai
acuan dalam memahami psikologis
peserta didik saat
mengajar, agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik
dimasa yang akan datang.
1.3c Bagi Mahasiswa
ü Bisa dijadikan sebagai bahan
kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan
meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya
BAB 2
ISI
2.1 TINJAUAN TEORI
Dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, Dr. H.
Syamsu Yusuf, LN., Mpd mengemukakan bahwa ada pembagian periodisasi
perkembangan dari sudut pandang kognitif menurut piaget dibagi menjadi 4 bagian
yakni :
a.
Periode
Pertama (0 – 2 tahun) disebut dengan periode sensori matter.
b.
Periode
Kedua (2 – 6 tahun) disebut dengan periode Pra operasional.
c.
Periode
Ketiga (6 – 11 tahun) disebut dengan periode Operasional konkrit.
d.
Periode
keempat (11 - Dewasa) disebut dengan periode Operasi formal.
Masih
dalam ruang lingkup perkembangan, E.Erikson
membagi 5 stadium perkembangan, yaitu :
a.
Dasar
percaya ( Basic Trust Versus Mistrust )
b.
Otonomi
( Autonomy Versus Doubt, Shame )
c. Inisiatif
( Initiative Versus Built )
d.
Industri
( Industry Versus Inferiority
e. Identitas
( Identity Versus Confusion )
Pada masa prtumbuhan dan perkembangan anak tersebut juga mencakup
bidang perkembangan psikis anak atau yang sering kita sebut dengan Perkembangan
Psikologi Anak. Menurut J.B. Watson,
1878 menyebutkan bahwa Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan yang menghendaki
obyeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak dan
hanyalah salah satu aspek kehidupan individu. Jadi pengertian perkembangan
psikologi anak adalah ilmu yang mempelajari perilaku mulai usia 0 sampai 21
tahun. ( Buku Psikologi Anak). Menurut
Anna Freud ada 4 perbedaan penting
dari ciri perkembangan psikologi anak yaitu :
·
Anak
bersifat egocentris
·
Organ
seksual dari anak belum berkembang sempurna
·
Pada
anak-anak (usia kurang dari 7 tahun) proses berpikirnya banyak dipengaruhi
dorongan keinginan dan fantasinya
·
Pada
anak waktu ditentukan oleh dominasi dari Id dan Ego
Masalah perkembangan psikologis seorang anak
pastilah akan mempengaruhi hubungan social anak tersebut dengan lingkungan
sekitar. Menurut Hurlock
perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosia
l, memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan
memiliki sikap yan g positif terhadap kelompok sosialnya.
Syamsu Yusuf
(2007) menyatakan
bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian ke matangan dalam hubungan
sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama.
2.2 STUDY
KASUS
2.2a Contoh 1 : Perkembangan mental anak
dalam keluarga broken home.
·
Permasalahan
: Seorang anak remaja 15 tahun yang berasal dari lingkungan keluarga yang
broken home dan sering mendapatkan tindakan kekerasan fisik dari orang tua terlihat
sangat tidak memiliki rasa percaya diri dalam bergaul dengan teman-temannya dan
tampak sangat tertekan kehidupannya. Hal
ini disebabkan karena minimnya kasih sayang dari kedua orang tuanya sejak ia
masih kecil/balita dan seringnya si anak melihat dan merasakan perlakuan kasar
dan tidak harmonis hubungan antar sesame anggota keluarga. Sehingga menyebabkan
suatu tekanan batin bagi sang anak yang akan berdampak buruk pada perkembangan
mental dan psikologisnya.
·
Akibatnya
: Anak yang memiliki diperlakukan kasar dan mendapatkan kekerasan fisik dalam
pertumbuhannya akan cenderung memiliki rasa percaya diri rendah apalagi dia
berasal dari keluarga yang broken home akan menyebabkan dia sangat mudah
terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik, misalnya terpengaruh dengan
pergaulan bebas dan narkotika. Hal itu disebabkan karena dia ingin mencari
ketenangan dengan caranya sendiri yang dianggapnya menyenangkan tanpa ada yang
mengarahkan. Atau mungkin sebaliknya, akibat bagi seorang anak yang tidak
memiliki rasa percaya diri dalam menatap hidupnya akan cenderung menjadi sosok
yang sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga
membuatnya tidak memiliki teman. Hal ini disebabkan adanya rasa trauma yang
mendalam akibat kekerasan yang sering ia rasakan dalam lingkungan keluarganya.
·
Solusi :
ü Minimkanlah kekerasan dalam rumah tangga,
baik itu berupa kekerasan fisik maupun hanya sekedar kata-kata. Karena anak
yang sering diperlakukan kasar juga akan cenderung meniru perlakuan tersebut
dalam berprilaku dan akan berakibat fatal dalam perkembangan kepribadiannya.
Hal ini dikarenakan lingkungan juga merupakan salah satu factor yang sangat
besar pengaruhnya dalam mencetak kepribadian dalam perkembangan psikologis
seorang anak.
ü Curahkan kasih sayang yang tulus sebagai
orang tua dalam mendidik dan mengikuti perkembangan baik dalam konteks
perkembangan fisik maupun perkembangan psikis anak. Agar anak tidak mencari
kasih sayang dari dunia luar yang dapat menjerumuskannya.
Literatur yang digunakan dalam membuat study
kasus ini ialah pendapat dari piaget yang dikutip dalam buku Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja pada halaman 6 yakni : Tahapan periode 4 yang
disebut dengan Operasi Formal pada usia 11 Tahun - dewasa yang deskripsi
perkembangannya yaitu “Periode in I
merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (Remaja) sudah dapat
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak tidak hanya
dengan objek-objek konkrit. Remaja sudah dapat berfikir abstrak dalam
memecahkan masalah melalui pengujian semua alternative yang ada”.
2.3 PEMBAHASAN
2.3a PEMAHAMAN
DUNIA KANAK-KANAK
Apabila kita
hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak yang masih sangat muda, maka
kita harus banyak menyandarkan diri pada observasi terhadap tingkah laku
anak-anak tersebut. Sebab anak-anak itu tidak bisa bercerita tentang keadaan
diri sendiri, dan tidak mampu mengungkapkan kehidupan psikisnya. Ada tiga
jenjang pokok yang terdapat pada kehidupan anak manusia menuju kedewasaan:
a. Konsepsi/conceptie
dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai satu wujud atau sebagai organism
yang tumbuh.
b. Kelahirannya
di dunia, yang memberikan kejutan-kejutan kesakitansehingga ia mengeluarkan
jerit tangis melengking ketika harus meninggalkan rahim ibunya.
c. Kemampuan
realisasi diri menjadi pribadi yang matang.
Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat
penting. Karena dalam rentang lima masa kanak-kanak (prenatal, masa bayi dan
tatih, masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua, dan masa remaja),
priabdi dan sikap seseorang dibentuk. Bila pada masa penting itu seseorang anak
''salah bentuk'', akibatnya bisa fatal. Hal ini kerap dilakukan orang tua,
guru, atau orang dewasa karena mereka memiliki pengetahuan yang minim mengenai
perkembangan anak.
Perkembangan secara definisi dapat diartikan
sebagai perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan
proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan. Selain itu
perkembangan dapat diartikan pula sebagai suatu proses transmisi dari
konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan
yang menguntungkan dalam perwujutan proses aktif menjadi secara kontinu atau
berkelanjutan.
Dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, Dr. H. Syamsu Yusuf, LN., Mpd mengemukakan bahwa
ada pembagian [1]periodisasi
perkembangan dari sudut pandang kognitif menurut piaget dibagi menjadi 4 bagian
yakni :
1.
Periode Pertama (0 – 2 tahun) disebut dengan periode sensori matter. Dimana deskripsi perkembangan periode sensori
matter ini yaitu : Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik
denga orang atau objek (benda). Sekema-sekemanya baru berupa reflex-refleks
sederhana seperti menggenggam dan/atau menghisap.
2.
Periode Kedua (2 – 6 tahun) disebut dengan periode Pra operasional. Dimana deskripsi perkembangan pra operasional ini
menyebutkan bahwa anak mulai menggunakan simbul-simbul untuk mempresentasikan
dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbul-simbul itu seperti kata-kata dan
bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan.
3.
Periode Ketiga (6 – 11 tahun) disebut dengan periode Operasional konkrit. Dimana deskripsi perkembangan yang tampak
yakni anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang
mereka miliki. Mereka dapat menambah dan mengurangi serta mengubah. Operasi ini
memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
4.
Periode keempat (11 - Dewasa) disebut dengan periode Operasi formal. Deskripsi perkembangannya, periode ini merupakan
operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (Remaja) sudah dapat berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa hepotesis/abstrak, tidak hanya dengan objek-objek
konkrit. Remaja sudah dapat berfikir abstrak. Memecahkan masalah-masalah melalui
pengujian secara alternative yang ada.
Sebagaimana
telah diuraikan, dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara
kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependen, saling bergantung satu sama lainnya. Perkembangan anak tidak berlangsung secara
mekanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa
faktor secara simultan, yaitu:
ü Factor hereditas atau keturunan.
ü Faktor lingkungan yang menguntungkan atau
yang merugikan.
ü kematangan fungsi-fungsi organis dan
fungsi-fungsi psikis
ü Aktivitas anak sebagai subjek bebas yang
berkemauan, kemampuan seleksi, bias menolak atau menyetujui, punya emosi, serta
usaha membangun diri sendiri.
Selain itu dalam konteks dan pengertian lainnya tahapan-tahapan
yang dilalui oleh seorang anak pada masa pertumbuhan dan perkembangannya dibagi menjadi beberapa Periodesasi yang dapat digolongkan menjadi :
a.
Periodisasi perkembangan yang berdasarkan
BIOLOGIS
Periodesasi berdasarkan biologis adalah
periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada kondisi atau proses pertumbuhan
biologis anak, karena pertumbuhan bilogis ikut berpengaruh terhadap
perkembangan kejiwaan seorang anak.
b.
Periodisasi perkembangan yang berdasarkan
DIDAKTIS
Periodesasi berdasarkan didaktis adalah
periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada segi keperluan/materi apa
kiranya yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta
memikirkan tentang kemungkinan metode yang paling efektif untuk diterapkan di
dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu tersebut.
Berikut
periodisasi berdasarkan didaktis menurut Elizabeth B. Hurlock :
a)
Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
b)
Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
c)
Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
d)
Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
e)
Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
f)
Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
h)
Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th
i)
Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
j)
Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
c.
Periodisasi perkembanga yang berdasarkan
PSIKOLOGIS
Pada
pembagian ini para ahli membahas gejala perkembangan jiwa anak, berorientasi
dari sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut pandang
biologis ataupun didaktis. Sehingga para ahli mengembalikan masalah kejiwaan
dalam kedudukan yang murni.
2.3b PEMAHAMAN DUNIA REMAJA
Setiap tahap
usia manusia pasti ada proses-proses perkembangan yang harus dilalui. Bila
seseorang gagal melalui proses perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada
tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang
tersebut. Untuk mengenal kepribadian remaja perlu diketahui tugas-tugas
perkembangannya. Proses-proses perkembangan tersebut antara lain:
·
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya
secara efektif. Namun tetap saja ada sebagian besar remaja tidak dapat menerima
keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung
meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
·
Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila proses perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar.
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku "pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila proses perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orangtua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar.
·
Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan proses perkembangan yang harus dilaluinya aksn mampu bergaul dalam konteks yang positif maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini.
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan proses perkembangan yang harus dilaluinya aksn mampu bergaul dalam konteks yang positif maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini.
Pada masa
remaja seseorang akan cenderung memperkuat penguasaan diri dan pribadinya atas
dasar skala nilai-nilai dan norma-norma yang
biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.
biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku" ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya.
Selain
proses-proses perkembangan, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada
remaja, antara lain:
·
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
·
Emosinya tidak stabil
·
Perkembangan Seksual sangat menonjol
·
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
·
Terikat erat dengan kelompoknya
Dengan
mengetahui proses perkembangan dan ciri-ciri usia remaja diharapkan para
orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui
pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa
remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat
kepribadian dan jiwanya. Karena sedikit kesalahan dalam mendidik akan dapat
berakibat fatal bagi perkembangan mental dan psikologi anak yang masih dalam
tahab pencarian jati diri tersebut atau yang sering kita sebut sebagai remaja.
2.3c
PENGERTIAN PSIKOLOGI
Apabila melihat judul
makalah ini, mungkin akan timbul pertanyaan mengapa perkembangan manusia
dilihat dari sudut psikologi. Melihat arti katanya, psikologi berasal dari kata
psyche yang artinya jiwa dan logos ilmu pengetahuan. Mengingat jiwa seseorang
dapat diketahui,diselidiki melalui prilakunya, maka psiokologi dikatakan Ilmu
yang mempelajari prilaku manusia. Karena prilaku seseorang adalah hasil
interaksi antara dirinya dengan lingkungan maka prilaku harus dipelajari dalam
hubungan dengan lingkungannya. Pada
dasarnya pengertian [2]Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari semua tingkah laku dan perbatan individu, dalam mana individu
tersebut tidak dapat dilipas dari lingkungan. Namun menurut J.B. Watson, 1878 menyebutkan bahwa Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan yang menghendaki
obyeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak dan
hanyalah salah satu aspek kehidupan individu.
Spesifiknya psikologi dibagi
menjadi 2 yakni psikologi umum dan psikologis khusus.
ü Psikologis umum ialah psikologis yang menyelidiki dan
mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia pada
umumnya yang dewasa, yang normal dan beradab (ber-kultur).
ü Psikologis khusus ialah psikologis yang menyelidiki dan
mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas – aktivitas psikis manusia.
Psikologis khusus ini ada bermacam-macam, antara lain :
1. Psikologis
perkembangan, yaitu psikologis yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua, yang mencakup :
a. Psikologis anak (mencakup masa bayi);
b. psikologis puber dan adolesensi (psikologi pemuda);
c.
psikologis orang dewasa;
d.
psikologis orang tua.
2. Psikologis
social, yakni psikologis yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau
aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi social.
3. Psikologis
pendidikan
4. Psikologis
kepribadian dan tipologi
5. Psikopatologi
6. Psikologi
criminal
7. Psikologi
perusahaan.
2.3d PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK (0 – 15 TAHUN)
2.3d.1 Pengertian Psikologi perkembangan Anak
Psikologi perkembangan anak adalah
ilmu yang mempelajari prilaku seorang individu mulai usia 0 sampai dengan 21
(Buku Psikologi Anak). Namun pada makalah ini hanya akan membahas perkembangan
Psikologi anak dari usia 0 sampai 15 tahun.
Jika kita
berbicara tentang Psikologi perkembangan anak pastilah akan berbicara pula
tentang cirri-ciri perkembangannya. Menurut Anna Freud ada 4 perbedaan penting ciri perkembangan psikologi anak
yaitu :
·
Anak
bersifat egocentris
·
Organ
seksual dari anak belum berkembang sempurna
·
Pada
anak-anak (usia kurang dari 7 tahun) proses berpikirnya banyak dipengaruhi
dorongan keinginan dan fantasinya
·
Pada
anak waktu ditentukan oleh dominasi dari Id dan Ego
2.3d.2 Tahap-tahap
Perkembangan Psikologi Anak
Dalam masa perkembangan anak, Erikson mengemukakan pentingnya
tercapainya ”mutual regulation and relaxation” atau dapat dikatakan dari kedua
belah pihak sama-sama santai dan tidak ada ketegangan. sehingga memudahkan bagi
anak dalam melakukan aktivitas motoriknya. [3]E.Erikson membagi 5 stadium
perkembangan, yaitu :
·
Dasar
percaya ( Basic Trust Versus Mistrust )
Pada usia 0-5 tahun yaitu derajat
dimana anak-anak sampai mempercayai dunia, orang lain atau dirinya tergantung
kepada sifat-sifat perawatan yang diterima.
·
Otonomi
( Autonomy Versus Doubt, Shame )
Pada usia 1,5-3 tahun yaitu stadium
anak mencapai kecakapan motorik dan berbicara.
·
Inisiatif
( Initiative Versus Built )
Pada usia 3-6 tahun yaitu stadium anak
pra sekolah, seperti memulai aktivitas motorik (misalnya meniru perbuatan orang
lain) dan rasa ingin tahu anak menjadi berkembang.
·
Industri
( Industry Versus Inferiority
Pada usia 6-11 tahun yaitu masa anak
mampu berpikir dengan alasan-alasannya yang logis dan mampu bermain juga
belajar menurut aturan-aturan.
·
Identitas
( Identity Versus Confusion )
Pada
usia 11-18 tahun / remaja yaitu stadium pertumbuhan badan sangat cepat dan
tercapainya kematangan genital yakni terjadinya kematangan baik mental maupun
fisiologis dengan timbulnya tanda-tandas ex sekunder
2.3e ILMU
JIWA SOSIAL
Kata social berasal
dari kata latin societies , yang
artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius, yang artinya teman, dan
selanjutnya kata social berati hubungan antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya dalam bentuk yang lain-lain. Misalnya :
ü Keluarga
ü Sekolah
ü masyarakat
ü Organisasi
dan sebagainya
Pendapat
Plato dan aristoteles. Bahwa ada hubungan jiwa antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain, yang disebabkan adanya bakat social pada manusia, atau
instink social pada manusia.
Objek ilmu
jiwa social adalah hubungan antara orang-orang banyak.
a. Orang-orang
banyak yang mempunyai hubungan social ialah yang :
1. Semua
anggota-anggotanya mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan persekutuan lain;
2. Semua
anggotanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama;
3.
Parsekutuan itu terbentuk karena persamaan nasib dan tujuan tersebut;
4. Tali yang
mengikat adalah tali yang bersifat alamiah.
Perbuatan
manusia dalam bertingkahlaku, perasaan etika dan pandangan hidup, intelegensi
dipengaruhi oleh latarbelakang social, dapat diterangkan sebagaiberikut :
Contoh :
a. Tingkah
laku; seseorang menangis tidak selalu
karena ia sedih, adakalanya pula ia menangis karena perasaan gembira yang
meluap-luap.
b. Perasaan
etika; Di Alor, berdusta adalah suatu hal yang biasanamun tidak demikian halnya
dengan daerah-daerah atau negara-negara lain , yang tetap mengatakan bahwa
perbuatan itu tetap berada di di dalam bidang tidak ethis.
c. Intelegensi;
dalam melakukan suatu testa orang akan mendapatkan hasil yang berlainan pada
lingkungan yang berlainan pula. Karena perkembangan anak itu dipengaruhi pula
oleh prngaruh lingkungannya. Jika lingkungan sekitar tempat tinggalnya baik,
maka kecenderungan kepribadian anak akan menjadi baik pula, dan begitupun
sebaliknya.
2.3f ANAK SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut Hurlock perkembangan sosial berarti
perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosia l, memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki
sikap yan g positif terhadap kelompok sosialnya.
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa
Perkembangan sosial merupakan pencapaian ke matangan dalam hubungan
sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan ke rja sama.
Kondisi dan situasi dalam perkembangan sosial
akan jadi menguntungkan dan positif bagi anak, apabila kombinasi dari pengaruh
lingkungan sosial dan semua potensi psiko-fisik anak bisa bekerja sama secara
baik, dan bisa membantu realisasi-diri serta proses sosialisasi anak sebagai
manusia. Anak itu merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan
komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Setiap tingkah laku
anak merupakan tingkah laku sosial, sebab mempunyai relasi/kaitan dengan orang
lain. Maka jelas bagi kita, bahwa individualitas dan sosialitas itu adalah
“unsur-unsur” yang komplementer (saling mengisi dan melengkapi) dalam
eksistensi anak.
Oleh sebab itu tercapainya martabat-manusiawi
dan kedewasaan itu tidak berlangsung secara otomatis dengan kekuatan sendiri;
akan tetapi senantiasa berkembang dengan bantuan orang dewasa. Karena itu anak
manusia disebut sebagai “animal educandum” (binatang yang harus dididik);
sedang manusia dewasa disebut sebagai “animal educandus” (binatang yang bisa mendidik).
Sehingga usaha mendidik tersebut merupakan ciri dasar dari manusia.
2.3g
HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL.
Perilaku
manusia sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu
dan lingkungannya. Karena itulah perkembangan social itu berkaitan
dengan perkembangan psikologis individu. Faktor lingkungan memiliki kekuatan
besar dalam menentukan
perilaku atau kebiasaan individu. Perkembangan psikologis anak
merupakan suatu rentetan yang rumit dan sulit dipahami, walaupun
manifestasinya terlihat dari luar berupa aksi, sikap dan
kepribadian anak. Perkembangan
psikologis juga erat hubungannya dengan usaha untuk
memiliki pengetahuan, keahlian dan kebutuhan emosional.
Seorang anak yang memiliki kepribadian baik
akan cenderung mudah bergaul, namun ada kalanya perkembangan psikologi anak
membuat anak tersebut sulit menerima ataupun diterima oleh lingkungan
masyarakat karena kurang piawai dalam hal sosialisasi terhadap masyarakat yang
ada disekelilingnya.
BAB 3
SIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Dewasa ini banyak ditemui para pendidik
maupun orang tua yang belum sepenuhnya mengerti tentang pentingnya memahami
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, sehingga banyak pertumbuhan anak yang
dikatakan kurang baik. Usia anak merupakan masa untuk meniru segala
sesuatu yang dilihatnya, baik tingkah laku orang dewasa
maupun sebaya. Anak belum dapat membedakan mana yang baik
dan tidak, penjelasan mengenai segala sesuatu yang
dilarang maupun yang diperbolehkan harus disertai dengan penjelasan-penjelasan
yang mudah dimengerti. Anak akan menyukai hal-hal yang
sering dilihatnya sehari-hari, oleh karena itu pemberian contoh hendaknya dilakukan dengan mencari dari kehidupan sehari-hari.
3.2 SARAN
·
Guru/Pendidik
Agar dapat lebih mendalami ilmu
tentang psikologi perkembangan peserta didik, karena dengan pahamnya seorang
pendidik dengan karakter-karakter peserta didiknya akan mempermudah proses
transferisasi ilmu untuk membentuk suatu pribadi yang cerdas dan berkepribadian
baik.
·
Orang Tua
Agar lebih memahami perkembangan
psikologis sang anak, karena perkembangan psikologis itu sangat berpengaruh
dengan tingkah laku sang anak.
·
Mahasiswa
Agar dapat
memperdalam ilmu tentang Psikologi Perkembangan Anak, khususnya bagi para
mahasiswa jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan agar tercapai cita-cita
bangsa untuk menciptakan tenaga-tenaga pengajar yang kompeten dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional yakni mutu pendidikan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
TELAAH PUSTAKA
ü Ahmadi, Abu.
2003. Psikologi Umum. Jakarta; Rineka
Cippta
ü B.Uno,
Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam
Psikologis Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara
ü Rumini, Sri;
Sundari, Siti. 2004. Perkembangan Anak
dan Remaja. Jakarta; Rineka Cipta
ü Mapiare,
Andi. 1986. Psikologi. Surabaya;
Uguana Offset
ü Sujanto,
Agus. 2004. Psikologi Umum. Jakarta;
Bumi Aksara
ü Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhhan
(Model-model kepribadian sehat). Yogyakarta; Kanisius (Anggota IKAPI)
ü Yusuf,
Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja.Bandung; Remaja Rosda Karya
Internet