Rabu, 21 Desember 2011

SEPOTONG ROTI PENEBUS DOSA

Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.


Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.


Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata: "Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.


Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu. Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sebuku roti itu!"

BERDETAK DALAM SEPI

Hay-hay sobat, hemmm sebelum nda lanjutin nge posting masalah cerbung yang nda tulis waktu SMP dulu, nda ada mau share lagi nih. Kan sekarang nih lagi musim ujian anak sekolahan tuh? kalo gak salah sekarang mereka ge ujian semester ganjil. nah itu buat nda inget ama salah satu puisi lama nda.... ini nih puisinya, nda buat waktu smp kelas 2 deh kayaknya...... eh atau kelas 3 ya? waduh agak lupa nda... tapi yang pasti pokoknya waktu SMP buatnya..... setandar banget kata2 nya sob... hehehe

BERDETAK DALAM SEPI
(DN/22/21/11/06) KARYA : Dwwinda Nurninngsih                                                 
Guru ………. Terdengar bunyi suara aepatumu
Melangkah memasuki kelasku
Sebuah tas berisi rapor ditangan mu…………
Menambah deras detak jantungku

Oh Tuhan …………kringat dingin bercucuran
Dingin, gemetar, hening dan beku …………
Itulah yang aku rasakan
Saat rapor akan dibagikan

Setelah lama menunggu
Dengan debar hati tak menentu
Kini ………… tibalah giliranku
Suara nyaring guruku memanggil namaku
Kedepan,
Dengan gontai ku langkahkan kaki
Dengan lemas kutrima raporku
Dengan sedikit gemetar tangan ku
Kubuka perlahan rapor  dengan hati tak karuan
Kubaca hasil yang tlah ditangan
Alhamdulillah Tuhan ………………prestasiku memuaskan !

Hilang sudah rasa cemas ku
Telah hilang rasa khawatirku……….
Hanya kegembiraan
Menyelimuti kalbu …………………..
Jayakillah ya Tuhan ku………….

Jumat, 16 Desember 2011

SURAT MISTERIUS (PART 3)

SURAT MISTERIUS
PART 3
Badai Itu Merayu dikala Futurku.
Kamis, 13 Oktober 2005
            Sudah satu bulan ini hidayah Allah itu Naida rasakan, perasaan Naida menjaadi lebih tenang dan tentram.Padahal dahulu sempat terfikirkan oleh Naida jika ia berkomitmen mengenakan jilbab pasti ia akan dikucilkan oleh temen-temannya, dicemo’oh dan ditertawakan habis-habisan. Tapi ternyata itu fikiran yang salah….Dengan Naida berjilbab, Naida semakin dapat merasakan kasih sayang Allah kepadanya itu semakin dekat. Yang membuatku lebih bersyukur, teman-teman sepermainan ku yang lebih sering dikenal dengan sebutan “GEnK NicE n Beautifull” itu tidak menjauhiku. Sungguh beribu-ribu kata syukur Naida haturkan kepada sang Pemilik hati setiap insan.
@_@
Siang Itu, 01.35 Pm
            Siang itu mentari bersinar terik, nikmat sekali rasanya jika meneguk segelas teeh es yang dijual di warung bude yang letaknya tak jauh dari posisi tempat Naida berdiri. Tapi sayangnya itu tak mungkin Naida lakukan. Karena hari ini dia sudah berniat untuk menunaikan ibadah puasa sunah senin kamis, dan naidapun hanya dapat menelan ludah membayangkan kesegaran teeh es itu.
            Hari itu kebetulan kak Saila pergi kepasar membawa sepeda Naida karena harus berbelanja unuk persiapan 1 bulan sehingga Naida fikir terlalu berat jika kak Saila harus menjinjing blanjaanya. Sehingga hari ini Naida mau tidak mau harus berjalan kaki. Mungkin dahulu berjalan kaki adalah hal yang lumrah Naida lakukan. Tapi siang itu, Naida serasa ingin pingsan. Kadang disaat-saat seperti itu Naida teringat akan orang tuanya yang serba berkecukupan, apakah mereka sempat dan pernah memikirkan bagaimana keadaan naida sekarang ??? Sungguh sangat menyakitkan bagi Naida jika mengingat itu semua, karena walaupun Naida memiliki orang tua yang kaya, dia terlihat sangat sederhana dan baginya kak Saila itu jauh lebih beruntung hidupnya dibandingkan dirinya. Saat langkahnya benar-benar gontai, terdengar suara seseorang memanggilnya.
            “Hai Naida ??? Kok jalan kaki sih ??? mana sepedamu ???” Sapa Ananta dari dalam mobilnya.
            “Eh Ananta…..iya hari ini naida jalan kaki. Karna kak Saila harus memakai sepeda buat pergi kepasar ….” Jawab Naida dengan kening berkerut dan senyum simpul tersungging dibibir mungilnya.
            “owh kirain sepedamu bocor lagi kena paku. Ya udah low gitu ayo kamu ikut kami aja …. Biar kami antar kamu pulang” kata Ananta member tawaran.
Mendengar tawaran Ananta itu membuat Naida terdiam. Naida tentunya segan jika harus nebeng pulang bareng Ananta, walaupun sebenarnya Ananta itu juga teman satu geng dengan Naida dulu. Tapi Naida segan jika harus menolak ajakan Ananta itu, Naida tidak mau dianggap sok Alim sama Ananta dan yang lainnya. Karena itulah akhirnya Naida memutuskan untuk menerima ajakan Ananta.
@_@
Setelah beberapa menit mobil melaju dibawah kendali Ananta, Naida merasakan ada sesuatu yang janggal.
            “Ananta kita mau kemana ? Inikan bukan jalan pulang kerumah kita ???” Tanya Naida sedikit cemas. Melihat itu semua Ananta hanya menoleh sejenak kea rah Naida dengan senyum sinis tersungging di wajahnya, dan Ananta malah semakin mempercepat laju mobilnya.
            “Tenang lah Nai, apa kamu udah nggak percaya lagi ya sama kami ??? Cemas amat tuh muka kelihatannya ???” Tanya Krista tiba-tiba dengan suara yang sedikit berintonasi tinggi. Naida kemudian menunduk terdiam, memohon ampun kepada Allah karena dia hamper saja bersuudzon kepada teman-teman baiknya dan setelah itu Naida berfikir bahwa teman-temannya itu takkan mungkin mencelakakan nya.
            Beberapa menit pun telah berlalu, Naida akhirnya terbawa juga dengan suasana. Hingga sampailah mereka pada suatu tempat yang sepertinya sangat familiar oleh Naida.
            “okee ……….. akhirnya sampai juga kita.” Kata Ananta sembari memarkirkan mobil nya.
Melihat itu Naida menjadi terkejut, dan dia pun bertanya kepada Ananta.
            “Ananta, ngapain kita kesini lagi ??? bukannya ini café yang dulu sering kita jadikan tempat nongkrong waktu kia masih bandel-bandelnya dulu ???” Tanya Naida dengan nada yang semakin cemas.
            “Owe m jiii ………….. kamu masih ingat Nai ??? baguslah….” Kata Ananta menjawab dengan datar dan santai.
            “Tapi bukannya kita bertiga udah sepakat nggak akan ngedatengin ini kafe lagi ??? kan bahaya anak seumuran kita kelayapan di kafe yang kayak gini ??? jauh dari desa pulak nih tempatnya. Kalian serius mau mampir ke kafe ini ???
            “Aduh Nai …… Kamu nih makin cupu aja ya ??? udahlah enjoy aja kale …………. Kita nikmatin aja masa muda kita yang menyenangkan ini.” Kata Krista sambil merangkul Naida yang hanya terbengong dan mengajak Naida melangkah memasuki salah satu tempat yang tersedia.
            “Tapi Kris, ini nggak baek untuk kita…..” Kata Naida mencoba menasehati.
            “Udah lah Nai, kita kesinikan bukan untuk nongkrong kayak dulu-dulu….. kita kan Cuma mau makan doank…. Jadi ya fine.fine aja kan ???” Kata Ananta membela Krista.
            “Tapi aku puasa hari ini ……jadi aku nggak bias ikut kalian. Naida tunggu kalian disini aja ya ?” Pinta Naida kepada Krista dan Ananta. Tapi Ananta Dan Krista meyakin kan Naida agar dia tetap ikut serta, walaupun tidak makan. Karena tidak ingin dibilang sombong oleh kedua temannya itu, Naida akhirnya nurut saja dan sampailah mereka di dalam café itu. Usaha Krista dan Ananta tidak berhenti sampai disitu, meereka terus dan terus membujuk Naida hingga akhirnya Naida tergoda. Keimananya yang masih dangkal belum mampu menjadi tameng kekhusyu’an nya agar tetap istiqomah dijalan yang telah ia pilih. Dan kefuturan itu menghinggab dengan mudahnya pada diri Naida.
            Siang itu niat puasanya tadi pagi batal begitu saja, Naida telah makan siang bersama kedua teman-temannya. Seusai makan, Naida dan Krista segera berkemas untuk pulang. Tapi si Ananta tampak sibuk mencari sesuatu, wajahnya pucat dan tubuhnya menggigil.
            “Aan , kamu kenapa ??? sakit ya ?” Kata Naida khawatir.
            “Ah nggak…. Aku nggak kenapa-kenapa kok.” Kata Ananta sambil menelan beberapa butir pil yang tadi ia cari, dan setelah itu keadaan Anantapun membaik. Melihat itu Naida menjadi penasaran. Naida bertanya kepada Ananta, sebenarnya obat apa yang diminum nya itu ? Ananta tampak bingung menjelaskannya, tapi kemudian ia menemukan akal untuk mengelabuhi Naida.
            “Owh ini Cuma pil penenang aja kok Nai, kamu kan tahu keadaan keluargaku yang broken home. Atau kamu juga mau nyoba minum Nai ??? aku tahu kok kalau kamu itu sebenarnuya sering frustasikan mikirin sikap ortu mu yang nggak pernah perhatian apalagi ngeurusin kamu ………. Kayaknya nih obat bagus deh kamu minum kalau kamu lagi suntuk, biar hati dan fikiranmu itu tenang Nai ………….” Kata Ananta kepada Naida sambil menyerahkan satu bungkus pil-pil kecil yang entah apa namanya. Melihat kelakuan Ananta itu Krista menjadi marah.
            “Aan kamu apaan sih ???” menegur kelakuan Ananta.
            “Udah deh Kris, kamu diam aja ………… ini Cuma obat biasa aja kok. Biar Naida bisa tenang hidupnya……..apalagi sekarang dia udah coba untuk hidup lebih istiqomah, jadi nih obat cocok deh buat dia …………” Kata Ananta membela diri. Mendengar kata-kata Ananta tadi membuat Naida menjadi semakin yakin bahwa Ananta itu sebenarnya mempunyai niat baik untuk berbagi kepadanya, dan Naidapun menerima pemberian Ananta. Dengan harapan obat itu dapat menenangkan hatinya saat dia kesal memikirkan kedua orangtuanya. Ananta tersenyum bahagia melihat itu semua, tetapi Krista malah cemas dan mengkhawatirkan Naida.
@_@
Bersambung ............

SURAT MISTERIUS (PART 2)

SURAT MISTERIUS 
PART 2
19 September 2005
Pagi itu, 05.30 am
Pagi itu udara sangat sejuk berpadu harmonis dengan suasana asri pedesaan yang sangat damai. Mentari pagi juga bersinar dengan penuh kehangatan, sinarnya yang menerpa embun di pucuk-pucuk dedaunan sungguh menyilaukan. Hamparan sawah yang luas terbentang, lambaian-lambaian lembut nyiur hijau di pematang-pematang sawah dan merdunya suara nyanyian burung-burung kecil yang saling bersahut-sahutan menggambarkan kesempurnaan penciptaan Tuhan akan keindahan alam semesta.
Sudah satu minggu Saila di rumah neneknya, dia merasakan adanya ketenangan saat berada di desa tersebut, suasana yang jarang dan takkan mungkin dia temukan di kota tempat tinggal ayah ibunya, dan situasi itu menjadi semakin indah karena dia lalui bersama-sama dengan adiknya tercinta yakni Dwiningsih Naidaturrahmah dan dalam kebersamaan nya itu Saila ingin mengajak Naida untuk lebih dekat dengan agama. Namun Saila merasakan sesuatu yang berbeda pada beberapa hari setelah kedatangan Saila ke rumah nenek. Tempatnya satu minggu dari hari kedatangannya itu, Saila melihat ada sedikit perubahan dari tingkahlaku Naida. Baik itu dari segi penampilan maupun sifatnya. Naida sekarang sudah tidak lagi manja dan malas. Naida sudah jarang bangun kesiangan dan lebih menjaga shalatnya tapi Naida terlihat semakin pendiam seperti sedang memendam sesuatu yang tentunya mengganggu fikirannya. Walaupun hati Saila bahagia melihat perubahan Naida, Dia tetap merasa harus melakukan perbincangan dari hati-kehati dengan Naida agar Dia bisa mengetahui apa yang sedang di fikirkanvoleh Naida.
Saat Naida melintas didepan kamar Saila menuju emper depan rumah nenek, Saila bergegas mengikutinya. Dan Sailapun menyapa Naida dengan kata-kata lembutnya.
Naida…………kamu kok kelihatan semakin pendiam sih sejak kakak dating ??? kamu akhir-akhir ini semakin pendiam saja kakak lihat. Kamu kenapa sih ?” Tanya Saila hati-hati.
Naida masih membisu, tak satu kata pun terucap dari lisannya. Naida belum mau menjawab apa gerangan yang membuat hatinya gundah dan membuatnya berdiam diri dan membisu. Dan Saila tetap sabar menanti……………….
10 Menit Kemudian.
            Akhirnya kesabaran Saila membuahkan hasil, Naida mau menceritakan apa yang sedang mengganggu fikirnya kepada Saila.
            “Kak, apa sih alas an kakak pakai jilbab ??? Trus kakak juga hobby banget pakai rok kemana-mana………………. Apa nggak ribet kak ???” Tanya Naida lirih dengan raut wajah malu-malu dan pertanyaan itu sepontan membuat Saila tersenyum sekaligus bahagia. Dengan sabar saila menjelaskan sesuai dengan apa yang dia ketahui.
            “Owh…………..jadi itu ya yang mengganggu fikiran mu…………..???
Naida hanya mengangguk. Ditatapnya wajah Saila lekat-lekat, seakan Naida tak ingin melewatkan satu katapun dari penjelasan yang akan keluar dari lisan sang kakak. Melihat kesungguhan Naida, Saila segera menjelaskan sesuai dengan apa yang ditanyakan Naida.
            “Adikku sayang ………… Kamu tahu nggak, di agama kita ini Jilbab itu wajib. Bukan hanya sekedar penutup kepala lhoo ………….. Tapi jilbab adalah penutup aurat bagi setiap wanita-wanita muslim. Dan kakak juga nggak pernah ngerasa ribet kok walaupun kemana-mana harus makai rok…… J
            “Oooo ….. jadi gitu ya kak ?
            “Iya sayang …………. Memang seperti itu hukumnya ………………. Kakak seneng deh, akhirnya kamu perlahan-lahan berubah….. kakak berharap hidayah Allah ini nyata. Dan kamu menjadi Naida yang menegakkan syariat seutuhnya.”seusai menjelaskan itu semua, Saila tersenyum tipis dan hatinya merasa sangat bahagia, akhirnya kesabarannya menguak sebahagian yang membuat gundah hati Naida.
            “Makasih ya kak ………….. J
            Saila hanya tersenyum dan mengusap-usap rambut Naida dengan penuh kasih sambil berlalu meninggalkan Naida.
@_@
Hidayah Itu Datang
Malam itu, 21 september 2005
            Mungkin malam itu adalah malam yang sangat bersejarah bagi Naida. hatinya terasa sangat tenang seusai membaca kalam ilahi. Malam itu pula Dia rasakan sangat berbeda dari hari-hari yang telah ia lalui sebelum-sebelumnya. Sungguh indah dan sangat menenangkan.
Pagi itu 04.50 am
            Sayub-sayub suara muadzin mulai terdengar mengumandangkan adzan subuh. Naida bergegas bangkit dari sajadahnya untuk menunaikan shalat subuh. Setelah sebelumnya telah ia tunaikan shalat sunah tahajud dan tilawah Al-Qur’an. Naida berazam dalam hati bahwa Naida ingin berubah menjadi seperti Saila, lebih dekat kepada Allah.
@_@
            “Saila, apa kamu sudah lihat Naida keluar dari kamar pagi ini ?
            “Belum Nek ……………. Paling juga adik kesiangan lagi nek ……… hehe ….. tradisi pagi nek. Masak nenek lupa ?
            “iyo yo ndok …………. Memang adikmu itu punya bakat bandel. Sama kayak kamu dulu………. Kalau dinasehatin itu susah banget nerimanya………….. tapi nenek bersyukur karna sekarang kamu sudah berubah ,………….” Kata nenek panjang lebar sembari menyiapkan hidangan sarapan pagi untuk kedua cucu kesayangannya itu. Saila hanya senyum-senyum mendengar ceramah pagi sang nenek, karena saila terbayang masa lalunya yang dirasa lawak. Tomboy abizzz…………hehehe.
            “Ya udah nek, kita kan udah berusaha …………. Dan yang punya hati setiap insan didunia ini kan Allah nek, karena itulah kita berdo’a moga aja Naida cepet diberi hidayah ya nek ………… kan kita udah usaha semampu kita. J” Kata Saila simple. Mendengar perkataan Naida, Nenek bisa meneteskan air mata. Dari dalam kamar, Naida menangis lirih mendengar percakapan antara sang nenek dengan kakaknya.
@_@
Pagi itu, 06.35 am
            “Assalamu’alaikum …………. J” sapa Naida yang sepontan membuatnya dihujam tatapan heran oleh kakak dan neneknya. Betapa tidak ? Naida yang dikenal genit dan alergi dengan jilbab berdiri dihadapan mereka dengan balutan busana yang sungguh sopan dan menutup seluruh lekuk tubuhnya yang indah. Pagi itu, Naida mengenakan JILBAB!!!
            “Wa’alaikumussalam” Jawab nenek dan Saila serempak.
            “Naida ??? ini benar-benar kamu kan ???” Tanya Saila tak percaya sembari beranjak dari duduknya dan menghampiri Naida.
            “Iya kak, ini Naida ……. J” Dengan senyum bahagia Naida menjawab tanya sang kakak dan kemudian panangannya beralih lekat pada wajah senja sang nenek yang sungguh sangat terharu pagi itu.
            “Alhamdulillah ya Allah ………….. Cucuku ???? Kamu cantik sekali ndok pagi ini, Sini cah ayu ………. Sini dekat sama nenek” Ucap nenek penuh syukur dalam tangisnya dan meminta Naida untuk mendekat. Nenek ingi sekali memeluk Naida pagi itu. Melihat itu semua, Saila menangis dan dengan suara gemetar dia mengucap syukur kepada Allah.
            “Trimakasih ya Allah …….Hidayahmu sungguh nyata.” Sailapun sujud syukur karenanya.
@_@
Pagi Itu, 06.50 am
            Pagi itu Naida berangkat kesekolah lebih awal dari biasa. Dengan sepeda wimcycle ungunya dia tiba sebelum lonceng tanda masuk berbunyi. Mungkin baginya itu suatu hal yang lumrah, karena Naida telah berazam untuk berubah. Tapi kejadian pagi itu sungguh sangat menggemparkan sekolah. Penampilan Naida yang tiba-tiba berubah lebih sopan membuat semua orang yang mengenali naiad menjadi terheran-heran. Termasuk Mang Ujang si satpam sekolah yang selalu Naida kelabuhipun menjadi heran sekaligus bangga pada Naida, karena Mang Ujang menganggap itu semua berkat kerja kerasnya menyeramahin si naiad setiap pagi dan Naida bahagia melihat itu semua.
            Ketika semua orang tercengang melihatnya, ada satu orang yang tiba-tiba menghampiri Naida dan menyapanya.
            “Naida ??? Ini teh beneran kamu ???”  Sapa kak Ogi dengan nada gugup.
            “Iya kak, ini Naida……… Assalamu’alaikum kak” Jawab Naiada dengan senyum malu-malu sembari mengucap salam.
            “Wa..wa’alaikumussalam Naida… Kamu the geulis pisan pagi ini ……….. akang the sampek klepek-kelepek atuh ngeliatnya………. J Selamat ya Naida
            “Aduh kakak nih ada-ada aja ………. Tapi itu selamat untuk apa kak ???
            “eleh-eleh eneng mah purak-purak nggak ngerti yak ? ya akang mah ngucapin selamat atas perubahan si eneng…. Subehanallah neng geulis pisan euy
            “Kakak nih bias aja, trimakasih ya kak pujiannya………. Tapi sebenarnya pujian itu nggak pantas Naida terima kak.
            “Oh … engng Naida santé wae…. Akang teh tulus ngomongnya ………..beneran neng….. akang semakin kagum sama neng Naida.
            Mendengar pujian kak Ogi membuat jantung Naida sedikit berdetak lebih cepat, sepertinya ada sedikit perasaan asing yang menyusup di hatinya. Entah perasaan apa itu Naidapun tak tahu. Yang Naida tahu hanya sosok seorang Dion Tirtayogi Pratama yang sering dipanggilnya kak Ogi sedang memujinya, dan Naida juga tahu bahwa sebenarnya semenjak Naida kelas satu Ogi telah kagum dan sayang padanya, hingga kini telah dua tahun perasaan sang kakak senior itu tak terbalaskan olehnya. Hoho …..kasian ya.
            Dan percakapan mereka terputus karena lonceng tanda masuk telah berbunyi.
@_@
Dalam Ruangan Kelas VIII.1
Pagi Itu, 07.00 am
            “Aduh-aduh sampai pangling saya ……… tadi saya kira kamu teh anak baru. Eeh rupanya kamu Neng Naida ? geulis bener atuh pagi ini. Kamu teh kesambet apa tadi malam ?
            “Hehehe …. Makasih ya Lisa, tapi kok kamu ngira ada sesuatu yang nyambet aku sih ? lucu deh kamu Lis” kata Naida simple.
            “ya habisnya kamu teh nggak bilang-bilang mau pake jilbab…. Saya jadi ikut bahagia liat nya atuh. Oia Da, ngomong-ngomong geng kamu teeh udah pada tahu belum kalau sekarang kamu pake jilbab ?” Tanya Lisa penasaran, karena sebelum Naida berhijrah dia dikenal sebagai sosok yang sangat genit, malas dan ketua Geng di sekolahnya. Mendengar pertanyaan Lisa itu Naida juga cemas. Dan berharap teman-teman geng nya tetap bias menerimanya.
            “heemmm.. belum tahi sih Lis, tapi Naida harap sih mereka bias ngertiin Naida ya Lis….” Jawab Naida sembari menggigit bibir mungilnya tanda cemas.
            “Aamiin ………. Lisa teeh berdo’a semoga mereka tetep bias nerima yak. Tapi neng, bukannya neng Krista teeh anti pisan ama awewek berjilbab ??? saya the bicara kayak gini sesuai fakta neng, karna sampai sekarang neng Krista teeh masih sinis kalo ketemu saya atuh” kata Lisa panjang lebar mengomentari kebiasaan Krista, teman satu Geng Naida.
            “Iya Lis, Naida juga tahu itu …….. Jika memang  mereka tidak bias menerima perubahanku, yam au gimana lagi ??? Aku hanya bias berdo’a semoga mereka cepat diberi hidayah ya …… hehehe
            “wah betul itu Da ….. kamu teh pinter yak” puji Lisa dengan mengacungkan kedua ibu jari tangannya dihadapan Naida.
            “Siapa dulu dong ? Dwiningsih Naidaturrahmah gitu loh ……….. hehehe ……. Udah ah kita nih nanti jatuhnya malah su’udzon lagi ke Krista hehehe ……….” Naida menghentikan percakapannya dengan Lisa.
            Dan waktu sungguh sangat cepat berlalu.
­@_@
Bersambung .........

SURAT MISTERIUS (PART 1)

Sahabat, waktu nda masih SMP dulu, nda pernah nulis sebuah cerita. kisahnya panjang banget, waktu itu nda puas banget bisa nulis itu cerita. Tapi sekarang kalau dibaca-baca ulang, kok rasanya cerita itu masih biasa-biasa aja. mau tau gak cerita ? baiklah mari kita baca sama-sama jika ada yang berkenan.....

SURAT MISTERIUS
PART 1

12 September 2005
Naida itulah panggilannya. Dia adalah anak dari seorang pengusaha kaya di kawasan ibu kota Jakarta. Tapi entah mengapa kedua orang tuanya menitipkan Naida dirumah nenek nya yang letaknya jauh dari keramaian kota sejak ia masih SD sampai saat ini usianya telah menginjak remaja.  Naida telah duduk di bangku SMP dan orang tuanya pun belum mengambilnya kembali untuk tinggal bersama mereka, karena alasan kesibukan akan karir nya masing-masing memaksa mereka untuk tetap menitipkan putrid bungsunya itu.
@_@
Pagi Itu, Pukul 04.50 am
            ”Allahuakbarrrrrrrrrr……….Allahuakbar………………………………….”
            Merdu suara muadzin yang melantunkan indahnya adzan pagi itu sungguh sangat menenangkan. Keindahan itu sungguh sangat menggugah hati setiap manusia yang beriman untuk segera bergegas menunaikan kewajibannya, yaitu melaksanakan shalat shubuh. Tapi tidak bagi Naida! Entah apa yang difikirkannya setiap mendengar seruan itu? Karena ia tetap asyik dengan kenikmatan tidur paginya dan kelakuannya itu membuat nenek nya merasa geram dan terpaksa menambah satu jadwal pokok sebagai rutinitas paginya yang sering disebut dengan “Rutinitas Membangunkan Naida”.
            “tok.tok.tok …………………
            “Naida ………….. bangun ……………………. Buka pintunya kamarnya Naida ………….. Lekas bangun dan ambil airwudhu…………….
“huaaaaaaaahhhhhh ………..iya nek ini Naida bangun kok…………………
Cepatlah Naida ………… ikutlah dengan Nenek k masjid ………………….. kita shalat berjama’ah disana ……………… ayo cepat bangun dan buka pintunya” suara nenek terdengar semakin meninggi karena mendengar jawaban dari Naida yang masih sayup-sayup. Sungguh perjuangan yang melelahkan jika harus seperti itu setiap paginya.  Hehehe …………..ada-ada saja. Tapi untunglah nenek Naida adalah seorang yang penyabar dan penuh kasihsayang. Nenek Naida tidak bosan-bosan mengingatkan cucunya untuk selalu mendekatkan diri kepada sang khalik, karena dia berharap di usia senja nya itu dia bias menyaksikan cucunya ttumbuh dalam balutan suasana yang agamis sehingga dapat berkepribadian baik. Tapi sampai detik ini harapanya itu belum tercapai sedikitpun, karena Naida belum menunjukkan sedikit ssaja perubahan dan entah harus menunggu berapa lama lagi hidayah itu akan menghampirinya.
@_@
Pagi Itu, Pukul 06.15 am
            Waktu sungguh sangat cepat berganti, kini jam telah menunjukkan angka 06.15 am. Naida telah tampak rapi dengan balutan busana seragam sekolahnya. Tapi walaupun seragam telah ia kenakan dia masih belum juga keluar kamar dikarenakan masih ada rutinitas pagi yang wajib untuk dilakoninya yakni berdandan. Karena ia membutuhkan waktu 30 menit untuk mempermak wajahnya dengan polesan-polesan bedak yang entah apa mereknya. Sungguh gadis belia yang genit. Mungkin ia tidak akan keluar dari kamarnya jika sang nenek tidak menegurnya dan mengingatkannya akan banyaknya waktu yang terbuang dan jauhnya jarak sekolah dari rumahnya. Dan begitulah setiapharinya.
            Sambil berlalu di depan kamar Naida, sang Nenek dapat melihat kesibukan Naida dari celah –celah pintu kamarnya dan beliau pun berkomentar.
            “Sudahlah Naida………………lekas berangkat ke sekolah. Hari sudah siang, udah jam 07 kurang 15 tuh ……………… nanti kamu bias telat lagi kalau masih lambat-lambat juga
            “Whattt ……………….!!! 15 menit lagi masuk nek sekolah ku
            “Iya nenek tahu itu………. cepatlah sedikit
            “Tapi nek ……………. Naiad belum siap berdandan …………………???
            “Sudah cukup dandanya saying, kamu sudah terlihat cantik……………jangan berlebihan kalau berdandan ! nanti jatuhnya malah tabaruj jadinya ……………… sudah sana berangkat.
            Menengar ucapan nenek itu sebenarnya sudah sangat membuat Naida menjadi pusing, karena istilah-istilah keislaman yang dipakai nenek untuk menasehatinya itu sungguh sangat awam ditelinganya.  Tapi sudahlah…………..itu tak penting ia rasakan, dan Naidapun berlalu.
            “Coba kamu denger nasehat nenekmu ini Naida…………….pasti kamu sekarang sudah istiqomah dan mau berjilbab seperti Saila” Desis nenek lirih sambil menatap Naida pergi ke sekolah.
@_@
Pagi Itu, 07.05 am
            Sampai juga akhirnya Naida disekolah, jantungnya masih berdetak cepat karena hormone adrenalin di tubuh mungilnya itu sepertinya meningkat. Betapa tidak ? Pagi itu Naida harus berlari selama perjalanan dari rumah nenek hingga sampai kesekolahnya, itupun Dia masih terlambat lima menit dan pintu gerbangpun telah ditutup.
            “Busyad dah ………… jam sekolah nih kecepatan kali ya ………… masak aku telat terus begini ???
Ya ampun ………………parah” kata Naida lirih dengan senyum liciknya yang sedang memikirkan sesuatu rencana untuk mengelabuhi pak satpam di sekolahnya hingga akhirnya usahanya itupun membuahkan hasil yang manis, karena Mang Ujang si satpam sekolah itu dapat dengan dirayunya dan membukakan pintu pagar dengan Cuma-Cuma.
Hehehe ……………..dasar satpam kalo masih lajang tuh ya begitu tuh …………….. gampang digombalin ……………hehehe” Naida bergumam lirih saambil ketaw cekikikan dan Naida pun mengucapkan terimakasih kepada Mang Ujang.
Makasih ya Mang ………………..hehe” kata Naida.
iya Neng ………………… tapi ingat ya, besok jangan telat lagi …………………capek Mamang bukanya neng” Kata Mang Ujang setiap Naida usai mengucapkan terimakasih. Naida hanya menjawab Mang Ujang dengan mengacungkan ibu jarinya kearah mang Ujang dan langsung berlari menuju ruangkelasnya. Lolos dari lubang Buaya tapi Naida harus masuk dan bertemu dengan Lubang Harimau. Hahaha ………………..Naida melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 07.10 am itu tandanya guru itu sudah 10 menit ada di dalam kelasnya. Dengan keberanian nya Naida tetap melangkahkan kaki memasuki kelasnya dengan merencanakan seribu akal untuk mengelabuhi sang guru. Tapi sayang kali ini mata pelajaran pertama dikelasnya ialah MTK, dan itu tandanya Bu Beti yang terkenal killer sedang berdiri dihadapannya dan hukumanpun harus Naida terima dengan lapang dada karena Bu Beti tidak akan pernah mau menerima alas an apapun dari murit yang terlambat memasuki kelasnya. Hahaha………….sebagai hukumannya dan syarat bagi Naida agar dapat tetap mengikutu kelas Bu Betti itu, Naida harus meminta tanda tangan dari guru piket dan seluruh guru yang mengajar di SMP nya pada jam pertama pagi itu.
            “huft ………….kyak gini nih kalau udah 4 kali telat di pelajaran bu Beti ……………..hehe … sebel sih tapi enak juga bias jalan-jalan pagi” kata Naida sambil cengar-cengir sendirian.
@_@
Siang Itu, 01.30 Pm
            “Teng……..Teng……….Teng……………” Lonceng tanda pulang sekolah telah berbunyi. Naida bergegas mengemasi bukunya dan sesegera mungkin berlari pulang sambil memegangi perutnya. Melihat tingkah Naida yang tidak seperti biasanya membuat Lusi heran, dan Lusi segera menghampiri Naida yang sudah duluan berlari.
            “Naidaaaaaaaaaaaa………….tunggu aku…………..
            Mendengar teriakan Lusi itu membuat Naida menghentikan langkah kaki mungilnya walau hanya sejenak. Karena ia yakin Lusi akan sangat cepat menghampirinya melihat postur tubuh Lusi yang tinggi.
Eh ,……….kamu Si, kenapa kok manggil aku ???
Ndak ada apa-apa …………… heran aja aku liad kamu megang-megang perut sambil lari-lari gitu. Kamu sakit perut ya Da ?” Tanya Lusi kepada Naida siang itu.
Owh ,……….. kirain ada ape Si-Si. Nggak kenape-kenape kok si ……….. perut gue nih Cuma kelaperan aje kok. Ya udah ya low gitu gue duluan ye ……… laper nih” kata Naida dengan logat jakartanya dan Ia pun berlari.
Naida-Naida ……….. kasian kamu ya
@_@
Siang Itu, 01.50 Pm
            Setelah 20 menit perjalanan Naida tiba didepan rumah nenek. Sebelum Dia mengucapkan salam dis terlihat sangat ngos-ngosan karena harus berjalan kaki dari sekolah ke rumah nenek, itu semua karena sepeda yang biasa ia naiki harus di inap kan di bengkel karena bannya bocor terkena paku. Setelah dia rasa istirahatnya telah cukup, Naida segera beranjak dari kursi reot di depan rumah nenek untuk masuk kedalam rumah. Naida pun mengucapkan salam.
            “Assalamu’alaikum nek……………….Naida pulang” teriaknya keras sekali.
            “Wa’alaikumussalam ………….
Sejenak Naida menghentikan langkahnya, karena suara yang menjawab salam nya tadi asing ditelinganya.
            “Siapa itu ?? kok bukan suara nenek ??” katanya lirih dengan penuh penasaran. Belum sempat dia membuka mulutnya lagi untuk memanggil neneknya, ia dikejutkan oleh kehadiran sosok seorang wanita cantik berjilbab merah muda, berkulit putih bersih, bertubuh tinggi semampai dan dandanannya ituloh sederhana banget tapi tetap modis dipandang mata. Siapa dia? kok bias ada dirumah nenek??? Dalam keadaan tercengang nya itu, ia mengarahkan pandangannya dalam tatapan menyelidik kearah wanita itu. Sungguh kekaguman menyelimuti hati dan fikir Naida saat itu, dia sungguh sangat-sangat kagum melihat wanita yang tetap terlihat cantik walaupun harus mengenakan jilbab. Dan lamunannya seketika buyar ketika wanita itu menyapanya.
            “Naida …………. Kok bengong ??? kamu lupa sama gue ya ???
            “Siapa anda ???” Tanya naiad sedikit ketus karena setiap kali ia mendengar seseorang menggunakan logat Jakarta selalu membuatnya teringat akan keluarganya yang hidup di kota metropolitan dan mungkin telah melupakannya, karena sudah sejak ia duduk di kelas 4 SD sampai sekarang dia sudah SMP orang tua nya tak lagi ada menjenguknya. Ya walaupun terkadang Naida masih sedikit-sedikit menggunakan logat bahasa betawinya.
            Wanita dihadapannya itu hanya tersenyum simpul mendengar Tanya Naida yang ketus itu, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dari Naida.
            “Ya ampun Naida…………….. kok jadi ketus gitu sih lo ??? Hehehe …… masih anti ia denger bahasa gaul jakarte ???
            Mendengar perkataan nya tadi Naida hanya menyungutkan mulutnya dan berlalu begitu saja. Namun Naida masih berjalan dalam tatap mata yang kosong, sampai-sampai Naida tidak menyadari kehadiran sang Nenek dihadapannya dan tanpa sadar hamper saja badan mungilnya itu menabrak tubuh renta sang nenek.
            “Astagfirullah Naidaaaa………………hati-hati kalau jalan ! masak nenek sebesar ini juga nggak kelihatan ???
            Mendengar ucapan nenek tadi Naidapun tersadar dan hanya cengar-cengir sambil memainkan rambutnya.
            “hehehe …….. mmaf deh nek, nggak kelihatan ………….. J
Nenek hanya geleng-geleng melihat kelakuan Naida itu, nenek segera beranjak tapi tiba-tiba Naida menghentikan langkahnya.
            “Nek, siapa sih cewek itu nek ??? kok Naida nggak pernah liad ??? alim banget lagi penampilannya …………berjilbab dan pake rok lagi …
            “Itu kan Saila Syafitri ………….. kakak kamu ndok …..kamu lupa ya ???
            “Hah ???!! Serius lah nek ??? Masak Naida punya kakak secantik dan sealim dia ??? seneng sih liadnya ….. tapi apa nggak ribet ya nek pake-pake rok begitu ???
            “Hehehe …………. Nenek baru ingat, dulu waktu kamu diantar kesini kakak mu kan masih kelas 5 SD ya ? pantas saja kamu lupa …………… karena penampilan kakak mu sudah berbeda, iya kan ???
            “hoho ………….. iya juga ya nek,……….ckckck ……… nggak nyangka ya nek, kak Saila yang SD nya dulu tomboy banget sekarang bias sefeminin itu…… hhahahaha ……….lawak deh ngebayanginnya nek
            “Tadi nenek juga pangling pertama litany,………………..dan kamu itu Naida, seharusnya mencontoh itu sifat kak Saila sekarang, biar kamu juga makin cantik luar dalam
            “yaah mulai deh nenek berkhotbah …………………..capek deh …………hehehe” kata Naida sambil berlalu dari hadapan neneknya dan nenek hanya dapan geleng-geleng seraya mngerutkan kening melihat itu semua. Nenek pun melanjutkan langkahnya menuju ruang tamu untuk kembali berbincang-bincang dengan Saila.
@_@
Bersambung .........

Senin, 12 Desember 2011

BIOLOGIKU

Aku suka BIOLOGI .....
:)


di kampus madani UNIVERSITAS ISLAM RIAU
aku belajar. 


Bukan hanya sekedar belajar tentang pengetahuan saja
tapi juga belajar tentang keterampilan dalam berorganisasi, bekerjasama, dan persaudaraan
yahhh.... disinilah tempatnya.
HIMAP BIOLOGI UNIVERSITAS ISLAM RIAU. 

24 Jam X 19 Tahun

Setiap orang di dunia ini memiliki waktu yang sama jumlahnya, yaitu 24 jam. Tetapi apakah dalam waktu yang tersedia itu semua yang dilakukan oleh orang-orang yang berbeda itu sama? jawabanya pasti "TIDAK".

Kawan.....
kesempatan kita hidup didunia ini hanya seekali. Jadikan setiap detik waktu kita menjadi bermakna. lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan. Dan janganlah pernah mengharapkan penghargaan yang tinggi dari sesama kita. Karena keikhlasan kita dalam berbuat baik itu akan mampu menuntun kita menjemput penghargaan tertinggi dari yang Maha Mulia.

Hemmm..... jika telah berbicara masalah keikhlasan dalam berbuat baik, kembali aku teringat akan waktu yang telah ku habiskan didunia ini. 24 jam x 19 tahun. 
Adakah keikhlasan menyertai setiap langkahku?
Adakah kebaikan dari diriku yang dapat ku persembahkan bagi sesama saudara-saudaraku?
Berapa banyakkah kelalaianku dalam menggunakan setiap detik jatah waktu hidupku?
entahlah.....
terlalu banyak kekuranganku dalam hal itu.

Yaa Allah....
Hanya kepada Mu ku memohon petunjuk.

_FRIST LOVE_


Ehem... Waktu aku buka2 file lama ku di laptope kesayangan ku ni, aku ada nemuin curhatan yang agak gak jelas nih.... hihihi entah karena apa aku buat tulisan ini, hemm.... judulnya aja sok so sweet..... tapi isinya kacau ... hahahaha coba deh baca kalau gak percaya....
hehehe.....
ARTI CINTA DALAM HATIKU
SAAT INI
03/09/2010
                First love (cinta pertama) pada setiap insan bagiku bukanlah cinta pertama yang seseorang berikan untuk tiap lawan jenisnya, melainkan cinta seorang hamba kepada Tuhannya yang terpatri didalam nuraninya. Ya mungkin sebagian orang tidak akan sependapat dengan apa yang aku pikirkan ............ namun apabila mereka mengaitkan first love ini hanya berlaku terhadap sesama makhluknya, ku tetap beranggapan bahwa cinta pertama itu untuk ibu, karena beliaulah yang telah berjuang mati-matian saat melahirkan kita sehingga kita dapat hadir di dunia ini .................
                TAPI .................................................
                Apakah anggapan seseorang tentang cinta pertama kepada lawan jenis nya itu salah ??????? Tentu saya akan menjawab dengan tegas bahwa “ITU TIDAK BENAR”. Tapi mengapa jawaban ku kali ini bertolak belakang dengan apa yang aku kemukakan di awal pertemuan kita tadi ???? ya, ini memang bertentangan. Tapi jawaban ku tadi bukan menggambarkan sikap ku yang tidak teguh pendirian, hanya saja aku menyadari bahwa pendapat setiap orang itu pasti berbeda-beda. Karena itulah ku coba membuat beberapa devinisi mengenai cinta pertama ........... dan tetap saja ku tidak memungkiri kemungkinan ada pendapat yang berbeda di luar sana.
                What ever ............
                Tapi tak jarang juga sebagian orang rela mengorbankan apapun demi bualan manis yang mereka anggap janji dari seseorang sepesial yang mereka asebut sebagai cinta pertama ..............Namun tetap saja sampai saat ini dalam hatiku masih tetap bertanya-tanya, apakah cinta pertama itu ada ???? hufttt .......memang bukanlah hal yang sangat menyenangkan apabila bercerita mengenai kata cinta ........ tapi itu semua juga bukanlahy sesuatu yang membosankan............. karena setiap insan yang hidup di dunia ini pastilah membutuhkan cinta untuk mewarnai setiap hari-harinya .............
                Eh, tapi ada sedikit saran nih .......... kita sebagai generasi muda sebaiknya jangan mengartikan cinta itu dalam ruang yang sempit (hanya kepada lawan jenis kita saja), karena menurutku arti cinta itu universal. Ya memang universalkan ???? bukankah kita selalu berbagi cinta kepada Tuhan di setiap do’a yang kita panjatkan, bukankah kita membutuhkan cinta dari keluarga yang akan selalu melimpahkan hangatnya kasih sayang, bukankah kita mengharap cinta tulus seorang sahabat yang akan menguatkan kita di saat kita rapuh, bukankah kita mengharapkan ada rasa cinta kepada setiap makhluk ciptaan Nya agar tercipta kedamaian di dunia ini???? DST. Nah, tapi rasa cinta kepada seseorang itu juga perlu lho.....he he he he .........karena dengan rasa cinta itu aku menganggap kita akan dapat menutupi sebagian kekurangan yang kita miliki dengan kelebihan yang dimilikinya ....... bukankah jika semua syarat telah terpenuhi, cinta itu dapat menuntun kita untuk menyempurnakan agama dan menjalankan sunah Rosulullah ????? Betul tidak ?????
                Nah mulai sekarang yuk kita kembali merenungkan apa sih sebenarnya arti dari cinta pertama itu ???? dan kepada siapakah cinta pertama harus kita sandarkan ??????? walaupun menurutku cinta pertama itu tetaplah akan selalu dan selamanya menjadi milik Allah SWT ............ walaupun ku juga tidak memungkiri, selain cintaku kepada Nya dan orang tua serta sahabat, ada cinta lain yang bersemi di hati ini untuk seseorang.

_Ikhlaslah_

Jangan salahkan waktu dalam setiap kegagalan, dan jangan kau agung-agungkan dirimu dalam setiap keberhasilan. Hemmm tapi ikhlaslah dalam menjalani setiap detik kehidupan..... maka kegagalan dan keberhasilan tak akan membuatmu lupa tentang makna kata syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Dan awali harimu dengan kata
 Agar semuanya menjadi Barokah.

_Mencoba berbagi_
Se_Na_Da Ka_Ta