Selasa, 13 September 2011

Isi Makalah Kebutuhan Peserta Didik


Kebutuhan Peserta Didik
Teori Kebutuhan
Setiap individu-individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, setiap individu mempunyai sikap dan prilaku yang berbeda satu sama lain.
Menurut chaplin (2002), mendefinisikan need (kebutuhan) sebagai:
1.      Suatu subtansi seluler yang harus dimiliki oleh organism, agar organism tersebut dapat tetap sehat.
2.      Lebih umum, segala kekurangan, ketiadaan, atau ketidak sempurnaan yang dirasakan seseorang, sehingga merusak kesejahteraannya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kebutuhan merupakan suatu keperluan asasi yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan organism. Salah satu teori kebutuhan yang paling popular dibangun dan dikembangkan oleh Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, manusia mempunyai kecendrungan-kecendrungan untuk mencapai kebituhan-kebutuhan sehngga penuh makna dan memuaskan. Manusi a sebagai mana dilukiskan oleh Maslow adalah mahluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas.
Berdasarkan keyakinan tersebut, Maslow mwmbangun sebuah teori tentang kebutuhan yang kemudian dikenal dengan teori hierarki kebutuhan. Disamping teori hierarki kebutuhan  yang diajukan oleh Maslow teori tentang kebutuhan lain yang dikenal cukup luas adalah teori yang diajukan oleh McClelland. Dalam teorinya, McClelland membedakan tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:
1.      Need for achievement – N-Ach (kebutuhan untuk berprestasi), yaitu kebutuhan untuk bersaing atau melampaui standar pribadi.
Berdasarkan hasil penelitiannya, McClelland menemukan cirri-ciri orang yang memiliki kebutuhan untuk berpresentasi, antara lain:
a.       Menyenagi situasi dimana ia memikul tanggung jawab pribadi atas segala perbuatannya.
b.      Menyenangi adanya umpan balik (feedback) yang cepat, nyata dan efisien atas segala perbuatannya.
c.       Dalam menentukan tujuan prestasinya, ia lebih memiliki resiko yang moderat dari pada resiko yang kecil.
d.      Berusaha melakukan sesuatu dengan cara yang baru dan kreatif.
e.       Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
2.      Need for power –N- Pow (kebutuhan untuk berkuasa), yang suatu kebutuhan atau kecendrungan untuk member kesan atau mempunyai pengaruh atas orang lain dengan tujuan untuk dianggap sebagai seorang yang kuat.
Cirri-ciri tinggkah laku orang yang memiliki need for power antara lain:
a.       Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi dimana ia terlibat.
b.      Sangat peka terhadap struktur pengaruh antara pribadi dan kelompok atau organisasi.
c.       Senang menjadi anggota suatu organisasi yang mencerminkan prestise.
d.      Berusaha menolong orang lain, meskipun pertolongan itu tidak diminta.

3.      Need for  affiliation –N-AFF (kebutuhan untuk berafiliasi), yaitu suatu kecendrungan dari beberapa individu untuk mencari atau menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, tanpa memandang status, kedudukan, jabatan, ataupun pekerjaan.
Cirri-ciri tinggkah laku dari orang yang memiliki Need for  affiliation antara lain:
a.       Lebih senang berkumpul bersama orang lain dari pada sendirian;
b.      Sering berhubungan dengan oranglain, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, bersilaturrahmi, dan lain-lain.
c.       Lebih memperhatikan aspek hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaan dari pada aspek tugas-tugas itu semdiri.
d.      Mencari persetujuan atau kesepakatan dengan oranglain;
e.       Lebih aktif melakukan pekerjaan dalam suasana kooperatif.

Kebutuhan Dasar Manusia
1.      Phyisiological needs (kebutuhan-kebutuhan fisiologi)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sejumlah kebutuhan yang paling mendesak dan mendapat prioritas utama dalam pemenuhannya karena berkaitan langsung dengan kondisi fisik dan kelangsungan hidup. Contoh: makan, minum, sandang, oksigen, tempat tinggall, seks, tidur, istirahat dan lain-lain.
2.      Need for self-security and security  (kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan).
3.      Need for love and belonging ness (kebutuhan akan kasih sayang dan memiliki).
4.      Need for self-esstem (Kebutuhan akan rasa hargadiri)
Kebutuhan ini mencakup:
A.    Kebutuhan akan self-respect atau penghormatan/penghargaandari diri sendiri, seperti: rasa percaya diri, hasrat untuk memperoleh kompetensi, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian.
B.     Es-teem atau penghargaan dari orang lain, yaitu penghargaan atas apa-apa yang telah dilakukannya, berupa: pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan atau status, pangkat, nama baik, dan prestasi.
Kegagalan untuk diakui oleh diri sendiri dan orang lain akan menimbulkan peraasaan rendah diri dan kehilangan semangat atau putus asa (discourage-ment).
5.      Need for self-actualization (Kebutuhan akan aktualisasi diri)

Kebutuhan Peserta Didik Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan.
Sebagaimana telah disinggung diatas bahwasannya tingkahlaku individu merupakan perwujudan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrati manusia. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegiatan belajar di sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut.
Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, di antaranya:
  1. Kebutuhan jasmaniah
Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti :
  • Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur 
  • Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi 
  • Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat 
  • Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga. 
  • Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya 
  • Merancang bangunan sekolha sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman 
  • Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing.
  1. Kebutuhan akan rasa aman
Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang datang ke sekolah sangat mendambakan suasana sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam. Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah.
  1. Kebutuhan akan kasih sayang
Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih saying akan senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka.
  1. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif.
Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk:  
  • Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh 
  • Menghargai pendapat dan pilihan siswa 
  • Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru. 
  • Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya 
  • Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya 
  • Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis
  1. Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal.
Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan keberaniannya dalam melakukan suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentar-komentar ynag bernada negative atau menampakkan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar negatif atau sikap tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa.
  1. Kebutuhan akan agama
Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap.
Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini.
Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama sangat diperlukan.
  1. Kebutuhan Akan Rasa Bebas
Peserta didik juga memiliki kebutuhan untuk merasa bebas, terhindar dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu. Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang tersa dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang diingainkannya, akan mengalami frustasi, merasa tertekan konflik dan sebagainya. Oleh sebab itu guru harus memberikan kebebasan kepada pesertaa didik dalam batas-batas kewajaran dan tidak membahayakan.mereka harus diberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar