Sahabat, waktu nda masih SMP dulu, nda pernah nulis sebuah cerita. kisahnya panjang banget, waktu itu nda puas banget bisa nulis itu cerita. Tapi sekarang kalau dibaca-baca ulang, kok rasanya cerita itu masih biasa-biasa aja. mau tau gak cerita ? baiklah mari kita baca sama-sama jika ada yang berkenan.....
SURAT MISTERIUS
PART 1
12 September 2005
Naida
itulah panggilannya. Dia adalah anak dari seorang pengusaha kaya di kawasan ibu
kota Jakarta. Tapi entah mengapa kedua orang tuanya menitipkan Naida dirumah
nenek nya yang letaknya jauh dari keramaian kota sejak ia masih SD sampai saat
ini usianya telah menginjak remaja.
Naida telah duduk di bangku SMP dan orang tuanya pun belum mengambilnya
kembali untuk tinggal bersama mereka, karena alasan kesibukan akan karir nya
masing-masing memaksa mereka untuk tetap menitipkan putrid bungsunya itu.
@_@
Pagi Itu, Pukul 04.50 am
”Allahuakbarrrrrrrrrr……….Allahuakbar………………………………….”
Merdu suara muadzin yang melantunkan
indahnya adzan pagi itu sungguh sangat menenangkan. Keindahan itu sungguh
sangat menggugah hati setiap manusia yang beriman untuk segera bergegas
menunaikan kewajibannya, yaitu melaksanakan shalat shubuh. Tapi tidak bagi
Naida! Entah apa yang difikirkannya setiap mendengar seruan itu? Karena ia
tetap asyik dengan kenikmatan tidur paginya dan kelakuannya itu membuat nenek
nya merasa geram dan terpaksa menambah satu jadwal pokok sebagai rutinitas
paginya yang sering disebut dengan “Rutinitas Membangunkan Naida”.
“tok.tok.tok
…………………”
“Naida
………….. bangun ……………………. Buka pintunya kamarnya Naida ………….. Lekas bangun dan
ambil airwudhu…………….
“huaaaaaaaahhhhhh
………..iya nek ini Naida bangun kok…………………”
“Cepatlah Naida ………… ikutlah dengan Nenek k
masjid ………………….. kita shalat berjama’ah disana ……………… ayo cepat bangun dan buka
pintunya” suara nenek terdengar semakin meninggi karena mendengar jawaban
dari Naida yang masih sayup-sayup. Sungguh perjuangan yang melelahkan jika
harus seperti itu setiap paginya. Hehehe
…………..ada-ada saja. Tapi untunglah nenek Naida adalah seorang yang penyabar dan
penuh kasihsayang. Nenek Naida tidak bosan-bosan mengingatkan cucunya untuk
selalu mendekatkan diri kepada sang khalik, karena dia berharap di usia senja
nya itu dia bias menyaksikan cucunya ttumbuh dalam balutan suasana yang agamis
sehingga dapat berkepribadian baik. Tapi sampai detik ini harapanya itu belum tercapai
sedikitpun, karena Naida belum menunjukkan sedikit ssaja perubahan dan entah
harus menunggu berapa lama lagi hidayah itu akan menghampirinya.
@_@
Pagi Itu, Pukul 06.15 am
Waktu sungguh sangat cepat berganti,
kini jam telah menunjukkan angka 06.15 am. Naida telah tampak rapi dengan
balutan busana seragam sekolahnya. Tapi walaupun seragam telah ia kenakan dia
masih belum juga keluar kamar dikarenakan masih ada rutinitas pagi yang wajib
untuk dilakoninya yakni berdandan. Karena ia membutuhkan waktu 30 menit untuk
mempermak wajahnya dengan polesan-polesan bedak yang entah apa mereknya.
Sungguh gadis belia yang genit. Mungkin ia tidak akan keluar dari kamarnya jika
sang nenek tidak menegurnya dan mengingatkannya akan banyaknya waktu yang
terbuang dan jauhnya jarak sekolah dari rumahnya. Dan begitulah setiapharinya.
Sambil berlalu di depan kamar Naida,
sang Nenek dapat melihat kesibukan Naida dari celah –celah pintu kamarnya dan
beliau pun berkomentar.
“Sudahlah
Naida………………lekas berangkat ke sekolah. Hari sudah siang, udah jam 07 kurang 15
tuh ……………… nanti kamu bias telat lagi kalau masih lambat-lambat juga”
“Whattt
……………….!!! 15 menit lagi masuk nek sekolah ku”
“Iya
nenek tahu itu………. cepatlah sedikit”
“Tapi
nek ……………. Naiad belum siap berdandan …………………???”
“Sudah
cukup dandanya saying, kamu sudah terlihat cantik……………jangan berlebihan kalau
berdandan ! nanti jatuhnya malah tabaruj jadinya ……………… sudah sana berangkat.”
Menengar ucapan nenek itu sebenarnya
sudah sangat membuat Naida menjadi pusing, karena istilah-istilah keislaman
yang dipakai nenek untuk menasehatinya itu sungguh sangat awam
ditelinganya. Tapi sudahlah…………..itu tak
penting ia rasakan, dan Naidapun berlalu.
“Coba
kamu denger nasehat nenekmu ini Naida…………….pasti kamu sekarang sudah istiqomah
dan mau berjilbab seperti Saila” Desis nenek lirih sambil menatap Naida
pergi ke sekolah.
@_@
Pagi Itu, 07.05 am
Sampai
juga akhirnya Naida disekolah, jantungnya masih berdetak cepat karena hormone adrenalin
di tubuh mungilnya itu sepertinya meningkat. Betapa tidak ? Pagi itu Naida
harus berlari selama perjalanan dari rumah nenek hingga sampai kesekolahnya,
itupun Dia masih terlambat lima menit dan pintu gerbangpun telah ditutup.
“Busyad
dah ………… jam sekolah nih kecepatan kali ya ………… masak aku telat terus begini
???
Ya ampun ………………parah”
kata Naida lirih dengan senyum liciknya yang sedang memikirkan sesuatu rencana
untuk mengelabuhi pak satpam di sekolahnya hingga akhirnya usahanya itupun
membuahkan hasil yang manis, karena Mang Ujang si satpam sekolah itu dapat
dengan dirayunya dan membukakan pintu pagar dengan Cuma-Cuma.
”Hehehe ……………..dasar satpam kalo masih lajang
tuh ya begitu tuh …………….. gampang digombalin ……………hehehe” Naida bergumam
lirih saambil ketaw cekikikan dan Naida pun mengucapkan terimakasih kepada Mang
Ujang.
“Makasih ya Mang ………………..hehe” kata
Naida.
“iya Neng ………………… tapi ingat ya, besok jangan
telat lagi …………………capek Mamang bukanya neng” Kata Mang Ujang setiap Naida
usai mengucapkan terimakasih. Naida hanya menjawab Mang Ujang dengan
mengacungkan ibu jarinya kearah mang Ujang dan langsung berlari menuju
ruangkelasnya. Lolos dari lubang Buaya tapi Naida harus masuk dan bertemu
dengan Lubang Harimau. Hahaha ………………..Naida melirik arlojinya yang menunjukkan
pukul 07.10 am itu tandanya guru itu sudah 10 menit ada di dalam kelasnya.
Dengan keberanian nya Naida tetap melangkahkan kaki memasuki kelasnya dengan
merencanakan seribu akal untuk mengelabuhi sang guru. Tapi sayang kali ini mata
pelajaran pertama dikelasnya ialah MTK, dan itu tandanya Bu Beti yang terkenal
killer sedang berdiri dihadapannya dan hukumanpun harus Naida terima dengan
lapang dada karena Bu Beti tidak akan pernah mau menerima alas an apapun dari
murit yang terlambat memasuki kelasnya. Hahaha………….sebagai hukumannya dan
syarat bagi Naida agar dapat tetap mengikutu kelas Bu Betti itu, Naida harus
meminta tanda tangan dari guru piket dan seluruh guru yang mengajar di SMP nya
pada jam pertama pagi itu.
“huft
………….kyak gini nih kalau udah 4 kali telat di pelajaran bu Beti ……………..hehe …
sebel sih tapi enak juga bias jalan-jalan pagi” kata Naida sambil
cengar-cengir sendirian.
@_@
Siang Itu, 01.30 Pm
“Teng……..Teng……….Teng……………”
Lonceng tanda pulang sekolah telah berbunyi. Naida bergegas mengemasi bukunya
dan sesegera mungkin berlari pulang sambil memegangi perutnya. Melihat tingkah
Naida yang tidak seperti biasanya membuat Lusi heran, dan Lusi segera menghampiri
Naida yang sudah duluan berlari.
“Naidaaaaaaaaaaaa………….tunggu
aku…………..”
Mendengar teriakan Lusi itu membuat
Naida menghentikan langkah kaki mungilnya walau hanya sejenak. Karena ia yakin
Lusi akan sangat cepat menghampirinya melihat postur tubuh Lusi yang tinggi.
“Eh ,……….kamu Si, kenapa kok manggil aku ???”
“Ndak ada apa-apa …………… heran aja aku liad
kamu megang-megang perut sambil lari-lari gitu. Kamu sakit perut ya Da ?”
Tanya Lusi kepada Naida siang itu.
“Owh ,……….. kirain ada ape Si-Si. Nggak
kenape-kenape kok si ……….. perut gue nih Cuma kelaperan aje kok. Ya udah ya low
gitu gue duluan ye ……… laper nih” kata Naida dengan logat jakartanya dan Ia
pun berlari.
“Naida-Naida ……….. kasian kamu ya”
@_@
Siang Itu, 01.50 Pm
Setelah 20 menit perjalanan Naida
tiba didepan rumah nenek. Sebelum Dia mengucapkan salam dis terlihat sangat
ngos-ngosan karena harus berjalan kaki dari sekolah ke rumah nenek, itu semua
karena sepeda yang biasa ia naiki harus di inap kan di bengkel karena bannya
bocor terkena paku. Setelah dia rasa istirahatnya telah cukup, Naida segera
beranjak dari kursi reot di depan rumah nenek untuk masuk kedalam rumah. Naida
pun mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum
nek……………….Naida pulang” teriaknya keras sekali.
“Wa’alaikumussalam
………….”
Sejenak
Naida menghentikan langkahnya, karena suara yang menjawab salam nya tadi asing
ditelinganya.
“Siapa
itu ?? kok bukan suara nenek ??” katanya lirih dengan penuh penasaran.
Belum sempat dia membuka mulutnya lagi untuk memanggil neneknya, ia dikejutkan
oleh kehadiran sosok seorang wanita cantik berjilbab merah muda, berkulit putih
bersih, bertubuh tinggi semampai dan dandanannya ituloh sederhana banget tapi
tetap modis dipandang mata. Siapa dia? kok bias ada dirumah nenek??? Dalam
keadaan tercengang nya itu, ia mengarahkan pandangannya dalam tatapan
menyelidik kearah wanita itu. Sungguh kekaguman menyelimuti hati dan fikir
Naida saat itu, dia sungguh sangat-sangat kagum melihat wanita yang tetap
terlihat cantik walaupun harus mengenakan jilbab. Dan lamunannya seketika buyar
ketika wanita itu menyapanya.
“Naida
…………. Kok bengong ??? kamu lupa sama gue ya ???”
“Siapa
anda ???” Tanya naiad sedikit ketus karena setiap kali ia mendengar
seseorang menggunakan logat Jakarta selalu membuatnya teringat akan keluarganya
yang hidup di kota metropolitan dan mungkin telah melupakannya, karena sudah
sejak ia duduk di kelas 4 SD sampai sekarang dia sudah SMP orang tua nya tak
lagi ada menjenguknya. Ya walaupun terkadang Naida masih sedikit-sedikit
menggunakan logat bahasa betawinya.
Wanita dihadapannya itu hanya
tersenyum simpul mendengar Tanya Naida yang ketus itu, sepertinya dia
menyembunyikan sesuatu dari Naida.
“Ya
ampun Naida…………….. kok jadi ketus gitu sih lo ??? Hehehe …… masih anti ia
denger bahasa gaul jakarte ???”
Mendengar perkataan nya tadi Naida
hanya menyungutkan mulutnya dan berlalu begitu saja. Namun Naida masih berjalan
dalam tatap mata yang kosong, sampai-sampai Naida tidak menyadari kehadiran
sang Nenek dihadapannya dan tanpa sadar hamper saja badan mungilnya itu
menabrak tubuh renta sang nenek.
“Astagfirullah
Naidaaaa………………hati-hati kalau jalan ! masak nenek sebesar ini juga nggak
kelihatan ???”
Mendengar ucapan nenek tadi Naidapun
tersadar dan hanya cengar-cengir sambil memainkan rambutnya.
“hehehe …….. mmaf deh nek, nggak
kelihatan ………….. J”
Nenek
hanya geleng-geleng melihat kelakuan Naida itu, nenek segera beranjak tapi
tiba-tiba Naida menghentikan langkahnya.
“Nek,
siapa sih cewek itu nek ??? kok Naida nggak pernah liad ??? alim banget lagi
penampilannya …………berjilbab dan pake rok lagi …”
“Itu
kan Saila Syafitri ………….. kakak kamu ndok …..kamu lupa ya ???”
“Hah
???!! Serius lah nek ??? Masak Naida punya kakak secantik dan sealim dia ???
seneng sih liadnya ….. tapi apa nggak ribet ya nek pake-pake rok begitu ???”
“Hehehe
…………. Nenek baru ingat, dulu waktu kamu diantar kesini kakak mu kan masih kelas
5 SD ya ? pantas saja kamu lupa …………… karena penampilan kakak mu sudah berbeda,
iya kan ???”
“hoho
………….. iya juga ya nek,……….ckckck ……… nggak nyangka ya nek, kak Saila yang SD
nya dulu tomboy banget sekarang bias sefeminin itu…… hhahahaha ……….lawak deh
ngebayanginnya nek”
“Tadi
nenek juga pangling pertama litany,………………..dan kamu itu Naida, seharusnya
mencontoh itu sifat kak Saila sekarang, biar kamu juga makin cantik luar dalam”
“yaah
mulai deh nenek berkhotbah …………………..capek deh …………hehehe” kata Naida sambil
berlalu dari hadapan neneknya dan nenek hanya dapan geleng-geleng seraya
mngerutkan kening melihat itu semua. Nenek pun melanjutkan langkahnya menuju
ruang tamu untuk kembali berbincang-bincang dengan Saila.
@_@
Bersambung .........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar