Oleh : Dwinda nurningsih
Email: dwindanurningsih05@gmail.com
Malaikat kecil
Yang meRindukan keadilan
Duhai negeriku
Tetes airmata
dan darah di bumi pertiwi
Lambang
kesedihan yang telah terpatri
Hapuslah air
mata mu duhai negeri
Jernihkan
fikirmu yang keruh dalam kebingasan
Kutahu , nanar
tatap mu memandang panggung sandiwara
Berselimut
hitam terpadu harmonis dalam simpony
Kesedihan.
Teramat dalam !
Tapi
tersenyumlah bumi pertiwiku
Reguklah
sejenak tetes kesejukan dalam dahagamu
Rasakanlah
semilir angin membelai dalam gerah keadaanmu
Ukirlah senyum
dalam guratan wajah sakitmu
Ku ingin pesona
mu kembali terpancar
Walau tamparan
bertubi-tubi telah engkau rasakan
Duhai negeriku
Dengarlah jerit
malaikat-malaikat kecilmu yang tlah tersakiti
Dengarlah suara
hati mereka yang merindukan keadilan !
Dalam sorakan
yang sering terabaikan
Tapi ingatlah
duhai bumi pertiwi ku
Aku dan
berjuta-juta malaikat kecil mu
Kan terus
berdiri, dalam kokoh bukan congkak
Tapi kuharap
keadilan kembali tertegak
Dan Lupakanlah sejenak
kepenatan hidup
Dalam skenario
yang tak beretika
Kuharap engkau
rasa kehangatan yang menenangkan
Walau cambukan
yang terhujam teramat kejam
Duhai negeriku
Bakti dan
semangat yang menggebu
Loyal dalam
kokohkan ideologimu
Mungkin badai
takkan berhenti menerpa
Tapi sungai
selalu memiliki muara
Karena itu
tersenyumlah bumi pertiwiku
Bangkitlah
Indonesiaku !!!
Semangat
belajar malaikat-malaikat kecilmu
Jadikanlah kado
terindah dalam perputaran roda perjalananmu
Untuk meraih
cita-cita luhurmu.
Pekanbaru, 06 Januari 2011